Perbedaan, Gejala, dan Pengobatan HIV dan AIDS

Perbedaan, Gejala, dan Pengobatan HIV dan AIDS

Perbedaan, Gejala, dan Pengobatan HIV dan AIDS HIV menginfeksi dan merusak sel CD4, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang ke tahap lanjut dan mengakibatkan kondisi yang disebut AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS adalah kumpulan dari beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah.

Perbedaan, Gejala, dan Pengobatan HIV dan AIDS

Mari baca ulasan lengkap mengenai definisi, penyebab penularan, gejala, dan pengobatan infeksi HIV/AIDS dalam artikel berikut ini.

Apa Itu HIV dan AIDS?

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyerang salah satu sel yang ada di dalam sel darah putih, baik sel T atau sel CD4. Sel-sel ini sangat penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh dan memerangi infeksi yang masuk ke dalam tubuh.

Jika tidak segera diatasi, infeksi HIV dapat berkembang ke tahap akhir. Tahap akhir dari HIV adalah AIDS.

Dengan kata lain, perbedaan antara HIV dan AIDS terletak pada konteksnya. HIV merupakan virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, AIDS ialah gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Oleh karena itu, penderita HIV/AIDS rentan terkena penyakit tertentu seperti tuberkulosis (TBC), infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), berbagai jenis kanker, dan masih banyak lagi.

Penyebab Penularan HIV dan AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu penularan HIV, di antaranya adalah:

Berganti-ganti pasangan seksual saat melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Berbagi jarum suntik atau jarum suntik.

Berbagi peralatan makan dengan penderita HIV.

Transfusi darah yang tidak steril.

Memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya.

Tidak dapat dipungkiri, masih banyak orang yang salah kaprah mengenai cara penularan HIV. Penularan HIV hanya dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Kontak cairan ini meliputi darah, air mani, cairan vagina, cairan anus, dan air susu ibu. Penyakit HIV tidaklah dapat ditularkan dari udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.

Gejala HIV dan AIDS

HIV/AIDS adalah hasil dari infeksi Human Immunodeficiency Virus. Penyakit ini biasanya menunjukkan beberapa gejala yang terbagi dalam beberapa tahap. Tahapan gejala HIV adalah sebagai berikut:

1. Stadium Pertama

Tahap pertama terjadi ketika HIV pertama kali menginfeksi pasien. Umumnya, pada tahap awal ini, gejala HIV belum muncul dalam beberapa tahun pertama. Gejala HIV pada tahap pertama meliputi:

Mudah terserang flu.

Demam.

Sakit tenggorokan.

Ruam.

Nyeri otot.

2. Stadium Ke-2

Pada stadium 2, gejala HIV yang muncul masih mirip dengan stadium pertama. Tahap kedua biasanya berlangsung sekitar 10 tahun. Jika tidak diobati, virus akan mulai menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Penderita HIV pada tahap kedua juga dapat menularkan virus kepada orang lain.

3. Stadium Ke-3

Pada tahap ketiga, infeksi HIV memburuk dan berkembang menjadi AIDS. Oleh karena itu, gejalanya meliputi:

Demam berkepanjangan, yang berlangsung lebih dari 10 hari.

Merasa terus-menerus lemah dan tidak berdaya.

Kesulitan bernapas.

Mengalami diare kronis dalam waktu yang lama.

Rentan terhadap infeksi jamur di mulut, tenggorokan, dan alat kelamin.

Penurunan berat badan secara drastis karena kehilangan nafsu makan.

Pengobatan HIV dan AIDS

Sebelum menerima pengobatan, dokter biasanya akan memastikan status HIV pasien dengan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis HIV, termasuk tes antibodi, tes antigen, jumlah sel CD4, dan tes RNA HIV.

Jika pasien dipastikan mengidap HIV/AIDS, dokter akan memberikan perawatan medis. Memang, HIV adalah kondisi yang tidak ada obatnya. Namun demikian, dokter akan meresepkan obat antiretroviral (ARV) sebagai pengobatan HIV dan AIDS.

Obat ARV dimaksudkan untuk memperlambat perkembangan HIV dengan cara mengurangi viral load HIV.

Melalui pengobatan ARV, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat menjalani kehidupan normal layaknya orang sehat. Dengan pengobatan yang teratur, wanita dengan HIV positif juga dapat merencanakan kehamilan dan melahirkan tanpa menularkan virus kepada calon bayinya. Tentu saja, hal ini perlu dibarengi dengan pemeriksaan rutin ke dokter.

Kesimpulannya, HIV dan AIDS adalah kondisi yang harus Anda waspadai. HIV adalah virus yang dapat ditularkan melalui cairan tubuh individu yang terinfeksi. Oleh karena itu, penting untuk menjalani tes HIV secara rutin, terutama bagi mereka yang aktif secara seksual. Hal ini akan memungkinkan pengobatan dini untuk infeksi HIV, yang juga akan mencegah risiko komplikasi serius.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *